Adsorption of Toxic Gases in Shrimp Ponds Using Zeolite
Ditulis oleh Andi Setia Permana – Praktisi di Industri Zeolite
Pendahuluan: Ketika Udang Mengeluh, Bukan Karena Listrik Naik
Jika Anda seorang petambak udang, pasti pernah mendengar keluhan klasik: udang mendadak lemas, mengambang, atau bahkan mati massal. Sebagian besar bukan karena salah pakan, tapi karena gas beracun yang terakumulasi di dasar tambak. Nah, inilah saatnya kita bicara serius—tapi tetap santai—tentang bagaimana zeolit bekerja sebagai penyerap (adsorben) alami penyelamat tambak.
Mengapa Gas Beracun Menjadi Musuh Utama Tambak?
Dalam tambak udang intensif, tiga gas beracun paling ditakuti petambak adalah:
- Amonia (NH3) – dihasilkan dari sisa pakan & kotoran.
- Hidrogen Sulfida (H2S) – terbentuk akibat anaerobik di dasar tambak.
- Metana (CH4) – gas “diam-diam membunuh” yang memperparah hipoksia.
Ketiga gas ini bukan hanya merusak kualitas air, tapi juga menurunkan nafsu makan udang, memperlambat pertumbuhan, hingga menyebabkan mortalitas massal. Menurut Boyd et al. (2011), peningkatan konsentrasi amonia bebas di atas 0.1 mg/L sudah cukup untuk membuat udang stres.
Zeolit: Pahlawan dengan Struktur Mikro Pori
Zeolit adalah mineral aluminosilikat dengan struktur berpori yang bekerja layaknya spons molekuler. Dengan cation exchange capacity (CEC) tinggi, zeolit mampu mengikat ion amonium (NH4+) serta menyerap gas beracun lainnya. Hasilnya? Udang kembali tersenyum, tambak lebih stabil, dan Anda tidur lebih nyenyak.
Studi Kasus: Tambak Udang di Lampung
Pada tahun 2023, sebuah tambak udang di Lampung dengan luas 5 hektar melaporkan tingkat kematian udang mencapai 40% pada musim kemarau akibat akumulasi H2S. Setelah dilakukan aplikasi zeolit granular dengan dosis 300–500 kg/ha setiap dua minggu, konsentrasi H2S turun hingga 70%, tingkat kelangsungan hidup (SR) meningkat dari 55% menjadi 78%, dan FCR membaik dari 1.6 menjadi 1.3.
Cara Menggunakan Zeolit di Tambak Udang
- Pra-Pengolahan Tambak: Tebarkan zeolit halus (50–100 mesh) sebanyak 500–1000 kg/ha sebelum pengisian air untuk menetralkan dasar tambak.
- Selama Pemeliharaan: Taburkan zeolit granular 200–300 kg/ha setiap 2 minggu, terutama setelah hujan deras atau saat pakan meningkat.
- Pencampuran Pakan: Tambahkan zeolit halus (1–2%) dalam pakan untuk membantu ikatan amonia dari metabolisme udang.
Data Ilmiah yang Mendukung
- Hargreaves (1998) menemukan bahwa penggunaan zeolit mengurangi konsentrasi amonia bebas hingga 60% di kolam budidaya.
- Avnimelech & Ritvo (2003) menegaskan zeolit memperbaiki kualitas air dengan mengurangi senyawa nitrogen beracun.
- Penelitian lokal di Indonesia (BPPBAT Jepara, 2019) menunjukkan bahwa aplikasi zeolit pada tambak udang meningkatkan kelulusan hidup hingga 20%.
Keunggulan Zeolit Dibanding Alternatif
Kenapa harus zeolit dan bukan bahan kimia lain?
- Alami, ramah lingkungan, dan tidak meninggalkan residu berbahaya.
- Efektif dalam jangka panjang (tidak seperti kapur yang hanya sesaat).
- Bisa dipakai ganda: perbaikan air + pakan + dasar tambak.
- Lebih ekonomis dibanding probiotik mahal jika digunakan secara teratur.
Internal Links untuk Anda
Kesimpulan: Udang Sehat, Dompet Ikut Sehat
Menggunakan zeolit dalam tambak udang bukan lagi sekadar opsi, tapi sebuah investasi. Dengan kemampuan menyerap gas beracun seperti NH3, H2S, dan CH4, zeolit terbukti mampu meningkatkan kualitas air, menekan stres udang, serta memperbaiki performa budidaya. Jadi, jika Anda masih ragu menggunakan zeolit, mungkin sudah saatnya mengubah paradigma: dari “biaya tambahan” menjadi “sumber keuntungan”.
Hubungi Kami
Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk zeolit berkualitas tinggi, jangan ragu untuk menghubungi:
PT Karunia Jaya Raksa
WhatsApp: +62 8521 3871 191
Email: karuniajayaraksa@gmail.com
Referensi
- Boyd, C.E., et al. (2011). Guidelines for Aquaculture Effluent Management. Aquaculture, Elsevier.
- Hargreaves, J.A. (1998). Nitrogen biogeochemistry of aquaculture ponds. Aquaculture, 166(3-4), 181–212.
- Avnimelech, Y., & Ritvo, G. (2003). Shrimp and fish pond soils: processes and management. Aquaculture, 220(1-4), 549–567.
- BPPBAT Jepara (2019). Laporan penelitian efektivitas zeolit pada tambak udang vaname. KKP Indonesia.
- FAO (2020). Shrimp Aquaculture and the Environment. Food and Agriculture Organization of the United Nations.
#Zeolite #ShrimpFarming #Aquaculture #WaterTreatment #TambakUdang
No comments:
Post a Comment